Tinggalkan komentar

Saat Orang-orang Mengumbar Cinta, Namun Kehilangan Cinta

 

Cinta, bila sekedar kata, terumbar di setiap ruang nyata dan maya, sampai mulut berbusa-busa, setelah itu terlupa, sedang tindakan terus menerobos belantara, mencari dan mengumbar cinta, kepada siapa saja, tentulah tak dapat bermakna, hanya omongkosong belaka

Mengaku diri sebagai pencinta, memiliki banyak kuasa, kerja-kerja tanpa rasa, menculik angka-angka, menguras isi gunung dan samudra, di tengah kehidupan rakyat jelata, engkau memainkan cahaya, percayalah, itu tidak membuat orang terpesona, justru memakimu sebagai sang durjana, bagaimana mungkin engkau berbuat bagi bangsa dan negara

Wujudkanlah rasa cintamu tanpa kata, lahirkanlah tindakan-tindakan nyata, menerobos dan menyelami bersama, tak usah risau dianggap membangun citra, sebab, tak semua orang dapat bersikap rela, kaki kotor berlumpur baju tercemari berjuta noda. Ya, tiada orang sanggup berpura-pura. Jalankahlah saja. Bila benar engkau pencinta, menjadi pelaksana atas mandat yang diterima, memainkan kuasa bagi kesejahteraan bersama.

Maka, saat orang-orang mengumbar cinta, namun kehilangan cinta, ini sangat bisa dirasa oleh siapa saja, tanpa perlu wacana, pun kata-kata pembuka. Buktikan saja!

Yogyakarta, 7 Oktober 2013

Tinggalkan komentar