6 Komentar

Puisi: Jangan Lecehkan dan Ambil Kebudayaan Kami

JANGAN LECEHKAN DAN AMBIL KEBUDAYAAN KAMI

Kami bangsa Indonesia memiliki seni budaya adiluhung
Yang memang tiada terjaga bahkan kerap terlupa
Diingatkan hanya pada perayaan-perayaan tahunan
Atau upacara-upacara yang menjadi tontonan wisata
Kerap kehilangan makna, terhitung angka-angka

Tersambut gembira bagi seluruh jiwa
Setelahnya kembali larut dalam kehidupan yang carut-marut

Maka engkau yang menjaga, mengembangkan, lalu menganggap engkau punya
Maka kami akan serentak berteriak bersama, bila perlu turun ke jalan-jalan
Memang tak lama, karena kami memang harus kembali bergulat dalam carut-marut kehidupan

Boleh engkau suka, bahkan keluarkan banyak biaya, maka kami akan berbangga
”Lihatlah, seni-budaya kita memang luar biasa. Dicinta di manca-negara”
Kami akan bergegas membuat festival internasional dan engkau pastilah terundang
Tak sungkan akan disiapkan piagam penghargaan

Tapi ingat, jangan sekali-kali menganggap engkau punya
Sebab itu membuat kami terjaga, terbangunkan dari lautan lupa
Walau kami memang selalu bergulat dari carut-marut hidup tak patut

Kami bangsa Indonesia adalah bangsa yang selalu bangga
Dengan kekayaan luar biasa dari tanah, laut dan udara

Kendati kami tahu:

minyak, emas, batu bara
Dan segenap tambang-tambang
Telah berkibar bendera bukan kami punya
Untuk menikmati, dengan segala rendah diri kami harus membeli
Dan bertepuk tangan pula bagi engkau yangmenguasai laksana dewa

Kendati kami tahu:

Hutan-hutan dicukur menggila hingga botak
Dengan mesin-mesin atau kobaran api
Lantas rakyat kecil dipersalahkan sebagai penebang liar
Sedang di bekasnya, berdiri pabrik-pabrik
Dan jutaan hektar perkebunan kelapa sawit

Kendati kami tahu:

Ladang dan sawah semakin berganti wajah
Desa-desa atas nama peradaban kemajuan bergerak menjadi kota
Para penghuni atas nama suka ataupun duka meminggir kadang naik keperbukitan
Lihatlah, bangunan megah dengan fasilitas wah, menghiasi desa metropolis
Dengan para penghuni baru yang kerapkali tak pernah menempati pun singgah

Kendati kami tahu:

Menggunakan sarung sambut tamu apalagi bertandang dianggap penghinaan
Berurusan dengan birokrasi menggunakan sandal ban atau jepit dianggap tidak sopan
Bertransaksi tanpa kartu-kartu ajaib dianggap orang ketinggalan
Dan orang terhormat adalah orang-orang yang menghilangkan dirinya sendiri

Ya, kamilah bangsa Indonesia pewaris seni-budaya adiluhung
Senantiasa berbangga dengan semua yang kini seakan menjadi legenda
Sebab rasa entah kemana sebab tiada pernah terasah sebab diingat saat upacara
Sebab kami memang terbiasa lupa sebab kami pun tak tahu bagaimana mengajarkan pada anak-anak kami sebagai generasi penerus bangsa.

Hanya kami katakan kepada mereka:
Engkaulah pewaris dan penjaga seni-budaya adiluhung warisan leluhur
Engkau harus berbangga!

Ya, boleh engkau belajar, dan menjadikan bagian
dari kehidupan sehari-harimu di negeri sebrang
tapi sekali lagi jangan menganggap engkau punya

sebab kami akan terbangun dari lupa,turun ke jalan-jalan,
walau biasanya hanya sementara,
setelah itu kembali lupa untuk berenang dalam carut marut kehidupan
yang mengasingkan bahkan dengan wajah sendiri

Yogyakarta,24 Agustus 2013

6 comments on “Puisi: Jangan Lecehkan dan Ambil Kebudayaan Kami

  1. kayaknya ngga bakal batal deh………

  2. Selalu saja ada pencuri. Bahkan pencuri budaya. Jangan-jangan puisi juga nanti diambil… salam kenal.

Tinggalkan Balasan ke Odi Shalahuddin Batalkan balasan